,

,

Senin, 23 Maret 2015

PKW MAPALA CIAYUMAJAKUNING ADAKAN RAPAT PEMBAHASAN KENAIKAN TARIF PENDAKIAN GUNUNG CIREMAI




Cirebon (23/3/2015). Pusat Koordinasi Wilayah (PKW) Mahasiswa Pecinta Alam Ciayumajakuning (cirebon, indramayu, majalengka dan kuningan) mengadakan rapat pembahasan terkait kenaikan tarif pendakian Gunung Ciremai. Pembahasan tersebut bertempat di Mapala Gunati (Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon) dan diikuti oleh perwakilan dari Mapala Ciayumajakuning. 
Rencana kenaikan tarif pendakian Gunung Ciremai yang semula Rp. 20.000/org menjadi Rp. 50.000/org yang akan mulai diberlakukan pada 1 April 2015 mendatang, Hal tersebut tentu mengundang kontra khususnya bagi para pendaki gunung, bukan hanya di wilayah tiga cirebon, melainkan bagi seluruh pendaki gunung Indonesia yang menilai tarif tersebut terlalu mahal.
"banyak keganjalan terhadap kenaikan tarif tersebut, sehingga kita harus mendapat keterangan yang pasti dari pihak taman nasional". Ungkap Jarot selaku ketua PKW. 
Adapun data sementara yang telah berhasil diambil dari salah satu Pos pendakian Gunung Ciremai tentang kenaikan tarif pendakian, yaitu meliputi :
1. PNBP : Rp. 5.000 (lihat Permen No 12 tahun 2014)
2. Asuransi : Rp. 1.500
3. Kebersihan : Rp. 3.000
4. MPPGC : Rp. 14.000
5. Ranger : Rp. 5.000
6. Kas Desa : Rp. 500
7. Kas Dusun : Rp. 500
8. Makan dan Minum pendaki 1 kali setelah turun : Rp. 17.500
9. Operasional/Koordinasi : Rp. 2.000
10. Perawatan Rambu : Rp. 1.000
Jumlah total Rp. 50.000

Oleh :
Dedi Muhammad Kurniawan
NPAM-027-MUCI

GEMPA CIREBON BUKAN BERASAL DARI GEMPA ACEH



Gempa dengan kekuatan 5,1 skala richer (SR) terjadi di Kabupaten Aceh Jaya dini hari tadi sekitar pukul 01.21 WIB. Informasi yang dirilis bmkg.go.id, gempa yang terjadi di Kabupaten Aceh Jaya di kedalaman 10 Km, 711 Km barat daya, 2.54 LU-89.69 BT tidak berpotensi tsunami.
Pada waktu yang bersamaan, sejumlah warga Cirebon khususnya di bagian Timur yang masih terjaga dini hari merasakan getaran gempa dan awalnya mengira getaran itu berasal dari gempa di Kabupaten Aceh Jaya.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)‎ Stasiun Jatiwangi Pujiono mengatakan getaran gempa yang dirasakan sejumlah warga di Cirebon khususnya bagian Timur berasal dari gempa di Brebes Jawa Tengah.

Dia menuturkan pada 23 Maret 2015 sekitar pukul 01.05 WIB terjadi gempa 4,7 SR di 11 Km Selatan Brebes Jateng di kedalaman 18 Km dan yang dirasakan di Tegal hingga III MMI.

"Gempa Aceh tidak dirasakan di Cirebon, melainkan dari gempa di Jateng," katanya melalui pesan whatsapp.

‎Pujiono tidak menjelaskan ketika ditanya mengenai rilis BMKG pusat yang hanya menyampaikan informasi gempa di Aceh sedangkan untuk informasi gempa di Jateng muncul di situs resmi BMKG beberapa jam kemudian.

‎III MMI (modified mercalli intensity) merupakan jenis kekuatan gempa, adapun untuk III MMI merupakan gempa jenis ringan yang getarannya dirasakan warga seperti ada truk besar melintas di depan rumah.

Sumber :
http://bandung.bisnis.com

Jumat, 20 Maret 2015

FILM PENDAKIAN GUNUNG RINJANI AKAN TAYANG BULAN APRIL 2015



Film Romeo dan Rinjani merupakan sebuah film percintaan sekaligus petualangan. Film ini diproduksi oleh starvision dibawah arahan sutradara Fajar Bustomi yang terkenal dengan film-film percintaan romantis.
Film yang temanya hampir mirip dengan film 5 cm akan tayang perdana pada 23 April di Bioskop Indonesia. Bagi para petualang khususnya pendaki gunung, film Romeo dan Rinjani ini pasti sudah sangat dinanti dan wajib ditonton. Namun tak sedikit juga pendaki yang kontra dengan film pendakian, mengingat film sebelumnya yaitu 5cm berdampak buruk bagi Gunung Semeru karena ulah pendaki yang membludak sehingga banyak sampah yang berceceran. Banyak para pendaki pemula yang hanya ingin menikmati keindahan Gunung Semeru tanpa memperdulikan lingkungan sehingga banyak sampah yang berserakan. Dimedia sosial banyak komentar miring dari para pendaki gunung yang mengkhawatirkan dampak buruk dari film Romeo dan Rinjani ini.
Nah, dalam film Romeo dan Rinjani ini, diharapkan agar para penonton film tidak serta merta tertarik dan melakukan pendakian gunung tanpa pengetahuan terlebih dahulu terutama mengenai keamanan bagi para pendaki. Mengingat jika kita melihat poster dari film tersebut, terutama pemain wanita Alexa Key yang tengah berpose dengan ransel di kawah Rinjan tidak mencerminkan busana pendakian gunung, karena dalam poster tersebut Alexa Key tampak mengenakan tank top dan hot pants super pendek, jauh dari kata standar busana pendakian gunung. Tak ayal banyak para pendaki gunung yang mencerca poster tersebut, "itu Alexa pake hotpants sama tanktop :) kamu mau kemana mbak? naik gunung apa dugem? wah kacau" Ungkap seseorang di salah satu media sosial.

Oleh :
Dedi Muhammad Kurniawan
NPAM-027-MUCI

Dikutip dari :
http://balibackpacker.blogspot.com/
http://ngokos.com/
http://www.merdeka.com/
http://www.duniaku.net/

GUNUNG EVEREST ALAMI POLUSI PARAH KARENA KOTORAN MANUSIA


Merdeka.com - Kotoran para pendaki memenuhi pegunungan Everest di Nepal. Limbah manusia tersebut memicu polusi di puncak tertinggi dunia itu.
"Lebih dari 700 pendaki yang datang ke sini selama kurang lebih dua bulan terakhir. Mereka jorok, buang air besar dan kecil di sembarang tempat," kata Ketua Asosiasi Pendaki Gunung Nepal, Ang Tshering dikutip dari The Guardian, Rabu (3/3).
Dia mengatakan, pemerintah seharusnya mengarahkan pendaki untuk 'buang hajat' dengan benar. Hal ini untuk menjaga gunung tetap bersih.
Dawa Steven Sherpa, salah satu pencetus kebersihan di Pegunungan Everest, meminta para pendaki untuk selalu membawa kantung toilet.
"Hal tersebut bisa buat lingkungan jadi lebih bersih dan tentunya tidak membuat polusi udara dan kita yang menghirup udara pegunungan ini tidak sakit," ujarnya.
Sejak 1953, ada sekitar 4.000 pendaki yang menjajal Pegunungan tertinggi di dunia ini. Edmund Hillary dan pemandu Sherpanya, Tenzing Norgay merupakan orang pertama yang berhasil menaklukkan pegunungan tersebut.
Sumber : merdeka.com

Kamis, 19 Maret 2015

KPTC ADAKAN PELATIHAN PANJAT TEBING DAN VERTICAL RESCUE RING 1

Cirebon, pada hari Jumat - Minggu, 13 - 15 Maret 2015. Komunitas Panjat Tebing Cirebon (KPTC) yang meliputi perwakilan dari Mapala, OPA dan Sispala Cirebon mengadakan pelatihan panjat tebing dan vertical rescue. Pelatihan tersebut diikuti oleh 15 peserta dari perwakilan Mapala, OPA dan Sispala. Instruktur pelatihan terdiri dari Tim Sekolah Merah Putih, Indonesia Climbing Expedition dan Vertical Rescue Indonesia yang dipinpin oleh Tedy Ixdiana selaku kepala Sekolah Merah Putih. 
Pelatihan ini bertempat di papan panjat buatan MAPALA MUCI Kampus 1 UMC selama 2 hari, yang meliputi penyampain materi Panjat Tebing dan Vertical Rescue. Pelatihan selanjutnya dipusatkan di Tebing Cupang dan Tebing Lawang Desa Cupang Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon selama satu hari, dimana dalam kesempatan tersebut sebagai pengaplikasian dari materi yang telah disampaikan sebelumnya. 
Kegiatan tersebut bertujuan sebagai pembekalan dalam melaksanakan kegiatan Sekolah Panjat Tebing dan Vertical Rescue Nasional yang akan diadakan pada bulan mei nanti. Dalam kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan olahraga maupun adventure panjat tebing dan vertical rescue bukan hanya dinikmati oleh kelompok minoritas pecinta alam tertentu, melainkan masyarakat Nasional secara umum. Dalam kegiatan itu pula, dimaksudkan untuk dapat membawa manfaat bagi masyarakat sekitar dan bisa membangun wisata olahraga alam bebas panjat tebing. 














Oleh :
Dedi Muhammad Kurniawan
NPAM-027-MUCI

Rabu, 18 Maret 2015

MEMBUKA JALUR PEMANJATAN TEBING LAWANG

Pada tanggal 21 - 22 Februari 2015 Tim Indonesia Climbing Expedition, Sekolah Merah Putih dan Vertical Rescue Indonesia yang di pimpin oleh Tedy Ixdiana mengunjungi Cirebon dalam rangka survei tampat sekaligus membuka jalur pemanjatan di tebing Lawang. Tebing lawang sendiri terletak di belakang tebing Cupang, Desa Cupang Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon. 
Dalam kesempatan itu pula diadakan silaturahmi dengan Mapala, OPA dan Sispala Cirebon, sehingga pada waktu itu dibentuklah Komunitas Panjat Tebing Cirebon (KPTC) yang terdiri dari perwakilan Mapala, OPA, dan Sispala. Pada hari minggu, tanggal 22 Februari 2015 dimulailah pembukaan jalur pemanjatan di tebing Lawang oleh gabungan Tim tersebut bersama KPTC, jalur pemanjatan yang dibuat ada 7 jalur pemanjatan, di tebing Lawang sendiri terdapat 4 jalur pemanjatan dengan grdae (tingkat kesulitan) mencapai 5.7 sampai 15. Tekhnik yang digunakan dalam pembukaan jalur di tebing lawang sendiri menggunakan tekhnik Aid Climbing karena medan batuan yang flat atau blangk sehingga diperlukan tekhnik Aid Climbing.
"Jalur pemanjatan sudah kita buat, silahkan kalian manfaatkan jalur tersebut sebaik mungkin. Bila perlu silahkan kalian tambah jalur yang tadi kita buat. Satu yang penting, perkenalkanlah panjat tebing pada teman, saudara, bapa, ibu, adik, kaka dan lainnya tentang panjat tebing. Ajaklah mereka untuk memanjat tebing, sehingga panjat tebing ini tidak hanya dinikmati oleh kaum minoritas pecinta alam saja, melainkan secara umum dan menyeluruh bagi seluruh masyarakat indonesia. Anak-anak ajari panjat tebing, biarkan mereka mengacu pada sport climbing yaitu spider kids, yang muda ajaklah untuk memanjat tebing dan kenalkanlah tentang adventure climbing". Ungkap Tedi Ixdiana diacara evaluasi kegiatan tersebut.


suasana silaturahmi sekaligus pembentukan Komunitas Panjat Tebing Cirebon
Kerja bakti memberishkan lingkungan sekitar tebing



Pembuatan jalur di tebing Cupang





Pembuatan jalur di tebing Lawang

Foto bersama


Oleh :
Dedi Muhammad Kurniawan
NPAM-027-MUCI

KRISIS LINGKUNGAN TANAH JAWA

"Melihat konversi lahan besar-besaran itu, situasi Jawa ke depan bisa dipastikan makin mengerikan dan sangat rentan konflik."


Pulau Jawa saat ini dinilai sangat kritis jika dilihat dari buruknya daya dukung lingkungan dan tingginya konflik agraria. Namun, izin-izin penambangan masih terus diberikan dengan mengonversi daerah tangkapan air, hutan, dan kawasan pertanian.

"Data kami, dari 2003-2013, izin usaha pertambangan (IUP) di Jawa mencapai 1.000-an dengan total wilayah yang akan dikonversi 471.378 hektar," kata Hendro Sangkoyo, peneliti pada School of Democratic Economics, di Jakarta, Selasa (10/3).

Data itu belum termasuk lahan yang dikuasai blok minyak, serbuan baru untuk semen, ekstraksi perusahaan air, konversi untuk properti dan kawasan industri baru, serta infrastruktur industri internasional seperti pelabuhan kendaraan bermotor Cilamaya. "Melihat konversi lahan besar-besaran itu, situasi Jawa ke depan bisa dipastikan makin mengerikan dan sangat rentan konflik," katanya.
Laporan penelitian Jaringan Advokasi Tambang hingga 2013, izin tambang karst di Pulau Jawa ada 76 izin. Izin di 23 kabupaten, 42 kecamatan, dan 52 desa dengan total konsesi tambang karst 34.944,90 hektar.

Berdasarkan data Kompas 2014, sejumlah perusahaan semen dari dalam dan luar negeri telah dan siap masuk di Jawa, di antaranya Siam Cement (Thailand) di Jawa Barat, Semen Merah Putih (Wilmar) di Banten, Ultratech di Wonogiri, dan Jui Shin Indonesia di Jawa Barat. Adapun Semen Puger akan beroperasi di Jember, dan Semen Panasia di Jawa Tengah. Belum yang akan masuk ke luar Jawa.

Pulau Jawa tak hanya dibebani industri ekstraktif. Jawa juga pulau terpadat dengan 1.057 jiwa per kilometer. Lebih dari 50 persen penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa sehingga setiap masuknya industri ekstraktif di Jawa berpotensi bersinggungan dengan masyarakat.

Menurut Direktur Eksekutif Sajogyo Institute Eko Cahyono, krisis di Pulau Jawa bisa dilihat dari maraknya konflik terkait perebutan sumber daya alam dan agraria. Contohnya, konflik terkait pembangunan pabrik semen di Rembang dan Pati, Jateng, yang mempertentangkan petani yang mempertahankan lahan dan sumber daya airnya dengan industri.

Sumber :
http://nationalgeographic.co.id

MENGENAL KAWASAN TEBING CUPANG

Tebing Cupang merupakan salah satu tempat destinasi wisata olahraga alam bebas panjat tebing alami bagi masyarakat penggiat panjat tebing di wilayah 3 cirebon (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan). Lokasi tebing Cupang ini berada di Desa Cupang Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon tepat berada di kaki bukit gunung jaya. Nama tebing Cupang sendiri tak lain diambil dari nama Desa Cupang sendiri, sehingga masyarakat menyebutnya tebing Cupang.

Tebing Cupang memiliki dua tempat, yang pertama di dinamakan tebing Cupang dan yang kedua dinamakan tebing Lawang. tebing cupang yang pertama ini memiliki ketinggian 23 – 30 meter dan lebar tebing mencapai ± 50 meter dengan jenis batuan andesit dan memiliki 4 jalur pemanjatan yang dibuat pada tahun 1993 an oleh tim dari Bandung dan FPTI Cirebon. Lokasi tebing cupang yang pertama inilah yang paling banyak dipakai oleh pemanjat di wilayah 3 Cirebon.


Tebing Lawang (dalam bahasa jawa yang artinya pintu) memiliki ketinggian beragam, mulai dari 30 meter sampai 100 meter lebih dan memiliki lebar kurang lebih 200 meter dengan jenis batuan andesit. Dinamakan tebing lawang karena dari bentuk tebing yang mirip dengar pintu rumah jaman dulu, lokasi tebing Lawang ini berada di gunung jaya, persis berada di belakang tebing Cupang. Tebing Lawang belum lama ini telah dibuat jalur pemanjatan oleh Tim Merah Putih dan Komunitas Panjat Tebing Cirebon (Mapala, OPA, dan Sispala) sebanyak 4 jalur pemanjatan. Di gunung jaya sendiri terdapat wisata religi situs Sunan Bonang yang selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat sekitar wilayah cirebon dan luar daerah. 

Kunjungilah tebing Cupang ini.... dan buktikanlah bahwa kalian seorang pemanjat..!!!!













Oleh :
Dedi Muhammad Kurniawan
NPAM-027-MUCI

Selasa, 17 Maret 2015


Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Selamat datang di blog MAPALA MUCI
Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Muhammadiyah Cirebon (MAPALA MUCI) adalah sebuah organisasi yang berada dibawah naungan Universitas Muhammadiyah Cirebon. Berdiri pada tanggal 03 Maret 2001 di Bukit Lambozier, Kuningan – Jawa Barat. Merupakan sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang pertama berdiri di Universitas Muhammadiyah Cirebon. Sekretariat MAPALA MUCI beralamat di Kampus 1 UMC. Jalan Tuparev No 70 Cirebon, Jawa Barat - Indonesia. Phone. 0231-209 625 Fax. 0231-209 608.